;

sMOKING nO

Pasang Disini
zwani.com
Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Rabu, 08 Juli 2009

Studi: Islamofobia Bangkit di Jerman




BERLIN - Islamofobia mengalami kebangkitan di Jerman. Kondisi itu berbarengan dengan banyak warga Eropa cenderung melihat Islam tidak sejalan dengan peradaban dan budaya Barat, demikian menurut hasil sebuah survei terbaru.

Survei terhadap 3.000 orang dari latar belakang usia, pendidikan dan sosial menemukan 65 persen total responden menolak Islam. Mereka mengklaim jika prinsip Islam tidak bisa harmoni dengan atmosfer di Barat.

Sedangkan 25 persen responden yang bertentangan menyatakan membolehkan imigran Muslim baru masuk ke dalam negara. Lalu sisanya meyakini jumlah pendatang asing telah meningkat di luar batas. Studi itu dilakukan oleh Institut untuk Riset Antar-Disiplin terhadap Konflik dan Kekerasan di Universitas Bielefeld, dan telah dipublikasikan secara luas.

Kemudian lebih jauh, terkait pekerjaan, 30 persen menyeru untuk diberlakukan deportasi terhadap warga asing. Alasan mereka didasarkan tingkat pengangguran semakin meninggi dan kesempatan kerja di Jerman semakin menipis

Saat diminta mengisi apakah mereka bakal mau tinggal di distrik yang dipenuhi populasi Muslim seperti Kreuzberg, 50 persen menjawan tidak. Sedangkan 65 persen memiliki keraguan terhadap tetangga Muslim mereka. Lalu sekitar 30 persen responden mengaku asing di dalam masyarakat yang kian padat dengan kehadiran Muslim di negara tersebut, demikian menurut studi.

Namun, hasil survey juga memberi beberapa kejutan. Sentimen anti-Islam ternyata meningkat di kalangan kelas menengah di Jerman, alih-alih hanya terkonsentrasi pada grup ultra-kanan.

Kejutan kedua pada hasil survei terkait kesiapan untuk mengekspresikan pandangan bias mereka di publik. Lalu kejutan ketiga adalah kesimpulan cukup jelas jika stereotip negatif terhadap Muslim tersebar secara luas di warga Jerman tanpa memandang dari segmen sosial responden.

Mereka yang mengekspresikan pandangan secara blak-blakan, ironisnya cenderung memiliki latar belakang sosial bersekat, budaya keengganan dan ketakutan untuk melakukan itu sehari-hari. Menurut hitungan survei, jumlah Muslim di Jerman sekitar 5 juta dari populasi total sebesar 82 juta.

Studi juga menemukan jika responden menyalahkan beberapa poltisi yang membantu meningkatkan sentimen publik terhadap warga asing dan minoritas, hingga terasa nyata. Dari keseluruhan survei, tim menyimpulkan kecenderungan Islamofobia yang merebak terjadi pula di negara-negara Eropa lain. (iol/itz)

Beijing Tuduh Etnik Muslim Uighur Akar Kerusuhan

Polisi Cina menangkap 1.434 orang karena kerusuhan di Propinsi Xinjiang, demikian laporan media resmi Cina. Kerusuhan pecah hari Minggu di Urumqi, ibu kota Xinjiang, menyebabkan 156 tewas dan lebih dari 800 terluka.

Hari Senin, kerusuhan itu menyebar ke kota kedua.

Polisi membubarkan aksi protes yang baru di Kashgar, mengusir lebih dari 200 "perusuh" di mesjid utama.

Beijing menuduh etnik Muslim Uighur penyebab kekerasan namun orang Uighur ti pengasingan mengatakan polisi yang menembaki mahasiswa.

Sementara situasi yang tenang telah pulih lagi di jalan-jalan tempat terjadinya pertumpahan darah, polisi yang berpatroli di pasar-pasar, sebagian berpenduduk Uighur membawa pentungan, tongkat bambu dan katepel. [af/bbc/www.suara-islam.com]

Israel Ancam Serang Lebanon

Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benyamin Netanyahu kembali mengancam Lebanon dengan serangan militer. Sebagaimana diwartakan Kantor Berita Jerman (DPA) dari Baitul Maqdis, Netanyahu Ahad (5/7) lalu mengkritik dukungan para pejabat dan kelompok politik Lebanon terhadap gerakan Islam Hizbullah dan menyatakan, "Dengan terus berlanjutnya proses penguatan Hizbullah Lebanon sebagai musuh utama Israel di kawasan, maka serangan terhadap Lebanon merupakan opsi yang tidak bisa dihindari".

Pasca pemilu parlemen Lebanon baru-baru ini dan maraknya dukungan luas kelompok-kelompok politik negara itu terhadap Hizbullah, PM dan menteri peperangan rezim zionis berkali-kali mengancam Lebanon dengan serangan militer.

Tel Aviv juga memperingatkan Beirut supaya tidak melibatkan Hizbullah dalam pemerintahan baru.
Menanggapi ancaman militer Israel tersebut, PM Lebanon, Saad Hariri meminta masyarakat dunia untuk mengerti dampak bahaya dari segala bentuk ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan Lebanon.

IRNA dalam laporannya dari Beirut mengungkapkan, PM Saad Hariri, kemarin (Senin, 6/7) di hadapan delegasi dan para diplomat asing menyatakan, "Seraya menyalahi aturan internasional, PM Israel memanfaatkan setiap kesempatan untuk mencampuri urusan internal Lebanon dan mengirim pesan negatif terhadap Lebanon dan pemerintahannya". (ir/mj/www.suara-islam.com)

Ribuan Orang Mengiringi Pemakaman Pahlawan Jilbab PDF Cetak E-mail
Tuesday, 07 July 2009

Ribuan orang mengantarkan jenazah Marwah Al-Sharbini ke tempat peristirahatannya yang terakhir di kota Alexandria, Mesir waktu setempat. Ribuan orang itu berjalan mengiringi peti jenazah Marwa yang mendapat sebutan "martir jilbab".

Kematian Marwa memicu kemarahan di kalangan komunitas Muslim di Jerman dan Mesir-negara asal Marwa-tetapi juga komunitas Muslim di berbagai negara. "Tidak ada Tuhan selain Allah dan orang-orang Jerman adalah musuh Allah," kata seorang warga Mesir yang ikut mengantarkan jenazah Marwa ke pemakaman.

"Kami akan membalas kematiannya. Barat, mereka tidak mau mengakui kita. Di sana ada rasisme," ujar Tarek Al-Sharbini, saudara lelaki Marwa.

Selain Marwa, suaminya juga menjadi korban dan sekarang masih dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit Dresden, Jerman. Suami Marwa secara tak sengaja terkena tembakan aparat saat sang suami mencoba melindungi istrinya yang diserang dengan senjata tajam oleh pemuda Jerman keturunan Rusia.

Peristiwa itu terjadi di ruang sidang di kota Dresden, saat Marwa akan memberikan kesaksian atas kasusnya. Marwa menuntut pemuda yang juga tetangganya itu ke pengadilan karena menyebutnya sebagai teroris hanya karena ia mengenakan jilbab. Marwa berada di Jerman mengikuti suaminya yang sedang melakukan riset dengan biaya beasiswa.

Menurut kakak lelaki Marwa, aparat mengira suami Marwa yang melakukan serangan sehingga petugas keamanan pengadilan itu menembaknya. "Para aparat keamanan itu berpikir, sepanjang orang itu tidak berambut pirang, maka dialah pelaku serangannya, dan mereka menembak suami Marwa," kata kakak lelaki Marwa.

Pemuda Jerman keturunan Rusia yang menyerang Marwa, bernama Alex W, 28, kini mendekam di penjara dan akan dikenakan tuduhan baru yaitu pembunuhan. Christian Avenarius, jaksa pengadilan Dresden mengatakan, Alex menusuk Marwa karena didorong rasa kebencian yang dalam terhadap Islam, karena sejak awal pengadilan, Alex yang berimigrasi ke Jerman tahun 2003 sudah mengungkapkan pernyataan-pernyataan anti-Islam dan anti-Muslim.

Dari wawancara di beberapa media Mesir, keluarga Al-Sharbini di Mesir mengatakan bahwa pelaku penusukan sudah sering menghina dan melecehkan Marwa, bahkan pernah mencoba melepas jilbab Marwa. Ibu Marwa, Laila Shams mengungkapkan, Marwa juga kesulitan mendapat kerja di Jerman karena ia mengenakan jilbab.

"Suatu kali, Marwa pernah disuruh melepas jilbab jika ingin mendapatkan kerja, tapi Marwa menolaknya," kata sang ibu.

Menanggapi kasus Marwa, Jubir pemerintah Jerman Thomas Steg mengatakan bahwa insiden ini berlatar belakang rasial dan pemerintah mengutuk keras pelakunya. Pemerintah Jerman baru bersuara atas kasus ini, setelah komunitas Muslim di negara itu mengecam pemerintah dan para politisi di Jernam yang diam saja atas kasus tersebut.

Menyindir sikap pemerintah dan para politisi di Jerman, harian independen di Mesir, El-Shorouk menulis, kalau korbannya Yahudi, barulah dunia gempar. Seorang bloger Mesir bernama Hicham Maged dalam blognya menulis,"Mari kita bayangkan, jika kondisinya dibalik, korban adalah orang Barat yang ditusuk di dunia atau di salah satu negara Timur Tengah oleh seorang Muslim ekstrim."

Atas insiden yang menimpa Marwa, Asosiasi Farmasi Mesir sudah menyerukan boikot terhadap obat-obatan dari Jerman.

Pemerintah Mesir belum mengeluarkan pernyataan atas peristiwa yang menimpa warga negaranya. Belum jelas apakah pemerintahan Husni Mubarak akan menuntut pemerinta



read more “Studi: Islamofobia Bangkit di Jerman”
Mr. Rahmat Costarika © 2008 Template by:
SkinCorner